Minggu, 25 November 2012

tulisanku


DOSA
Kata sederhana yang penuh banyak makna, selalu setiap saat kita sempatkan untuk memanjatkan doa kepadaNya entah umtuk keselamatan, kemaslahatan kita dan kebahagiaan kita tapi yang selalu terakhir kita panjatkan adalah kalimat klasik “penghapusan dosa-dosa yang telah kita perbuat”
Ketika saatnya mengakui sebuah kesalahan yang terbuat, setiap orang bahkan ketika menulis ini ada sebuah titik pemberhentian sejenak di sela-sela kesibukan untuk senantiasa memohon ampunan atas salah yang terbuat.
“jalankan perintahKu dan jauhi laranganKU” sebuah dalil kecil yang punya arti besar untuk sebuah hidup dan perjalanan manusia sebelum mencapai kemakrifatannya sebagai seorang manusia.
“insya Allah ada jalan” ungkap Maher Zain di salah satu lagu islaminya, semua ada jalannya meski seribu bentuk ragu datang menyerang kita.  Kalimat kecil ini, sejenak mengingatkan kita sesulit apapun kesusahan kita pasti punya jalan yang bisa di lalui secara bersih, tanpa melakukan dosa.
Sederhana memang, sungguh mudah melakukan yang di haramkan bagi sebagian orang banyak sehingga bagi kita, setiap melakukan hal itu tidaklah pernah mengingat bahwa nafas ini juga adalah titipanNya yang tiap saat pasti bisa di ambilNya.
Banyaknya macam tentang hal itu, hingga di seluruh sudut hidup ini, jika kita sekalian tidak berpegang teguh pada ajaran agama maka celakalah kita. Begitu banyak sudut di dunia ini yang bis membuat kita melupakan akidah, ajaran agama dan norma akan hal itu.
Hal yang bisa membuat kita memperoleh berlapis – lapis hukuman baik di dunia secara hukum Negara dan nanti ketika datang hari akhir dan neraka menjadi tempat terakhir pencucian dosa kita.
Anehnya kita tidak merasa capek melakukan hal itu, sering sekali mengulannya seolah kita memang akan hidup selamanya tanpa memikirkan dunia adalah sementara sifatnya. Sebagian orang mencoba untuk menyadari perbuatannya itu, tapi seketika ketika dia ada di waktu yang menurut dia tidak pas untuk menjadi orang baik, maka hal itu dilakukannya kembali. Salah yang sama, membuat malaikat mencatat kembali perbuatan yang sebenarnya telah jelas di nyatakanNya dalam dalilnya adalah salah.
Akan datang hari akhir, dengan azab yang pedih atas apa yang kita perbuat.  Apakah kita mau mempertaruhkan kesenangan kita duniawi dengan kesenangan akhirat di surga yang sebenarnya disana adalah hakiki?
Semoga kita terlepas dari siksa neraka yang pedih untuk kita, bahkan untk terkena mentari saja kita tidak pernah sanggup berlama-lama, bagaiman mungkin kita siap mempertaruhkan diri kita di neraka nanti.? Semoga kita senantiasa selalu menyadari setiap langkah kita, menanamkan dalam diri kita hal-hal yang baik sehinggat kita sekalian terhindar dari hal itu.

Jazakumullah Khairan Katsira.

Sari Julianti Olii / on the spot 9 maret 2012




The Good Book is a Good Friend


“ The good Book is a good Friend”
Aku tak akan pernah tahu, apa yang akan terjadi jika saja saat itu kau tak ada. Mobil itu melaju begitu cepat hingga aku nyaris tak melihatnya. Untung saja kau melihatnya dan menyambar tanganku menarik ke pinggir jalan.
Itu awal kita bertemu Sam. Awal perkenalan kita dan aku juga baru tahu kalau ternyata kita sekelas di Sekolah kita bahkan duduk sebangku. Kau begitu ramah padaku, aku suka sekali melihat senyummu dengan deretan gigi putihmu.
Berhari – hari kita lalui bersama, belajar bersama, ke kantin saat istirahat, pergi ke perpustakaan bersama, karena ternyata kita punya hobi yang sama.. suka sama buku dan membaca.. aku ingat sekali saat kau bilang “ Being the First to know before others is a Great”.. dan kita juga selalu pulang bersama karena ternyata arah rumah kita sama.. Kau dan aku selalu berbagi bersama, sungguh aku kagum padamu yang selalu rendah hati, tak segan menolong teman yang kesusahan.. Tapi, entah kenapa Sam, aku selalu merasa ada sesuatu yang aku tak pernah tahu dari dalam dirimu.. dan aku tak tahu itu apa..??! Karena di tiap kali aku bertanya, kau pasti selalu menghindar, mengalihkan pembicaraan kita dan entah kenapa aku juga akan segera lupa dengan hal yang ku tanyakan padamu tentang itu..
==================++++++==================
Hari ini..... setelah perpisahan cukup lama Sam, setelah perpisahan lulus ujian.. kita berpisah untuk kelanjutan cita – cita kita di kota yang berbeda.. kau tetap di Gorontalo dan aku di Makassar yang juga ikut dengan kepindahan tugas orang tuaku disana... yang aku ingat disaat perpisahan sekolah itu kau mengatakan sesuatu yang mebuat keningku mengkerut saat itu, katamu; “ jika nanti di beberapa tahun akan datang kita tidak bertemu, ikhlaskan aku di hatimu karena sebenarnya kau adalah sahabat terbaikku, tapi sungguh ini tak bisa di bagi..” dan jujur di saat itu aku tidak dan sangat tidak mengerti akan ucapanmu itu..
Setahun kita masih sering berkomunikasi, tahun berikutnya telah jarang ku terima kabar darimu, walau kau sebenarnya tahu aku sering mengabarimu.. Aku pernah beberapa kali menghubungi orang tuamu tapi yaa itu, jawaban mereka kau dalam keadaan baik hanya memang sedikit lelah..
Hari ini... Saat ini Sam.. ketika aku pulang kembali ke Gorontalo, setelah empat tahun berpisah denganmu dan tak terbayangkan rasa rinduku padamu Sam.. Aku datang kembali di kota kita.. Bumi Hulonthalo yang mengukir dengan sangat indah dan manis persahabatan kita yang terjalin..
Tapi... apa yang aku lihat Sam,. Aku tidak melihatmu di rumah indah nan asri milikmu.. yang aku lihat hanya tangis dari Mama-mu saat melihat aku berdiri di depannya dan menanyakan dirimu.. aku bingung, dan kebingungan itu terjawab sudah Sam ketika aku di ajak beliau ke belakang rumahmu yang dulunya tanah luas dengan tanaman anggrek kesayangan Mama-mu.. di sana ada sebuah kuburan keramik Sam.. kuburan milikmu yang telah setahun ini kau terbaring di sana...
Yaa....... Samilia Puspa telah pergi dari orang – orang terkasihnya, termasuk aku Sam..!! Pergi untuk selamanya..! meninggalkan aku, si sahabat bodoh yang tidak tahu bahwa sebenarnya sahabatnya sakit dari dulu.. Aku menyesal Sam kenapa tak ku ketahui penyakit itu telah ada di dirimu dari sejak kita kelas dua. Empat tahun kita bersahabat Sam, namun sungguh aku seakan – akan tidak pernah mengenalmu.. Dari Mama-mu aku tahu semuanya Sam, kau begitu tegar dengan penyakit Leukimiamu.. tidak ingin merepotkan orang lain meski sering merasa sakit di kepalamu yang berlebihan akibat penyakit itu...
===============++++++++++++++++++++================
Aku tahu sekarang kenapa kau lebih suka di panggil Sam, semata – mata karena kau ingin terlihat tegar di mata semua orang, yaa mungkin seperti seorang pria yang mungkin bisa tegar dengan masalahmu...
Aku menyesal Sam......
Namun, sungguh aku tahu kau selalu ada dalam ayun langkahku dan aku yakin akan satu hal Sam, akan perkataanmu dulu “ Persahabatan itu indah, saat kita merasa bahwa kita adalah sama di mata-Nya”
Kau kini telah bahagia Sam di sana, selamanya Persahabatan ini tetap akan ada di hatiku...
‘Selamat jalan Sam’
Written by,

Sari Julianti oliI
(Original Mei 2004) ~ Thuesday – 30 April 2009